Langsung ke konten utama

Birth of the Sleuth

"I'm not a detective. I'm a great detective!"

"Great Detective Pikachi ~ Birth of a New Duo"





   Aku akan mencoba membuat sebuah review dari novel misteri . Walaupun  masih pemula dan belum berpengalaman dalam menreview sesuatu dan mungkin referensi dan perpektif saya masih terbatas, I’ll try to make it!

   Untuk beberapa waktu , aku mencoba memikirkan kira-kira novel apa yang bagus sebagai pembuka atau dengan kata lain novel pertama yang saya review . Akhirnya keputusan itu menunjuk kesebuah novel yang menurut saya pantas mendapat tempat sebagai novel perdana untuk saya review yaitu novel perdana dari Sir Arthur Conan Doyle apa lagi kalau bukan “Study in Scarlet ”atau di Indonesia dikenal dengan judul “Penelusuran benang merah”.

  Kenapa novel ini menurut saya layak untuk di review walaupun mungkin terlalu mainstream di kalangan para pecinta misteri , karna ini novel yang memperkenalkan kita ke the Great Detective ever(for me) dan the First consultant detective in history of Fiction. That’s all

  Study in Scarlet adalah novel perdana Doyle Yang di tulis tahun 1886 dan terbitkan tahun 1887 di majalah Beethon Christmas Annual dimana kita diperkenalkan pada tokoh favorit kita Sherlock Holmes dan partner In crimenya  sekaligus pendokumentasi pentualangan mereka Dr.John Watson

  Novel yang ditulis dari sudut pandang Dr.Watson ini di mulai dengan sebuah usaha dari Dr.Watson untuk bisa kembali ke titik ‘normal’ setelah ingatan tentang perang ( dimana dia berpartisipasi sebagai dokter disana ) yang terus berputar dalam pikirannya . dalam usahanya mencari suasana baru sebagai sebuah proses penenangan diri juga penghematan uang, Dr Watson secara luarbiasa di pertemukan dengan yang nantinya menjadi teman sekamarnya yang membuatnya penasaran dengan  sosok aneh tersebut. Bukan karna apa , tapi karna Sherlock mampu dengan tepat mendeduksi Dr.Watson hanya dengan melihatnya sekilas.

  Bermula dari pertemuan yang janggal dan menarik itu , menghatarkan kedua teman baru ini ke petualangan yang bagi Dr.Watson belum pernah di alami sebelumnya , dimana Sherlock berada di tengah pertarungan sengit antara dua detektif Scotland yard (Gregson dan Lestrade) yang ironisnya meminta bantuan Sherlock Holmes untuk memberikan pencerahan mengenai sebuah kasus pembunuhan yang menurut kedua polisi ini begitu aneh dan sulit untuk di cerna.kemudian petualanganlah yang mengantar kedua duo ini dalam kebersamaan memecahkan kasus pembunuhan terselebung yang mareka harus telusuri walaupun sebagian besar Sherlocklah yang merebut spotlight .

Novel ini memberikan kesan yang bagus dimana detektif dan dokter bersama-sama dalam taki-teki misteri dengan background story yang juga sangat menarik. Mungkin para pembaca di zaman ketika novel ini keluar, akan langsung mengait-ngaitkan duo ini dengan karakter ciptaan Edgar Allan Poe C.Aguste Dupin Yang muncul pertama kalinya dalam cerita pendek detektif pertama “The murder in Rou Morgue”(1841) . tapi Doyle membuat pembeda terhadap kedua tokoh yang brilian ini karna Doyle mengunakan referensi sosok nyata yaitu mantan dosennya di universitas Edinburgh Dr.Joshep Bell yang menurut Doyle sendiri memiliki kemampuan deduksi yang luar biasa dalam menyimpulkan penyakit bahkan hanya dengan melihat cepatu dari pasien saja Dr Bell sudah bisa mendeduksinya.

Selain karakter diperkenalkan  dengan cara memancing pembaca untuk mengangumi, cara bercerita Doyle juga harus di kagumi. Karna gaya story-telling Doyle sangat baik dengan Dry – humor dan sentuhan dialog para tokoh yang membuat pembaca terbawa dengan gaya bercerita Doyle ini. Tergambar jelas dari back-story di tengah novel yang seakan –akan entah datang dari mana mendongengkan kisah secara apik dan ternyata menjadi point penting bagi novel ini secara keseluruhan.

Walaupun ini bukan cerita pertama dari Doyle yang saya baca, Novel ini seakan bisa menarik saya untuk mencoba membaca nya lagi karna pengalaman yang diberi oleh karakter dan gaya menulis novel ini sangat menarik dan layak untuk di baca baik para Sherlockian (yang pastinya harus) juga mereka yang baru kenal Sherlock Holmes dan Dr. Watson dari Tv series(Elementary, Sherlock) bahkan yang belum tahu siapa Sherlock untuk  mengenal si tokoh detektif yang tak akan pernah mati bahkan saat di bunuh oleh penulisnya sendiri.



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suicidal Note to The Murderer

“They would have been twice as thorough as usual. Suicide is a difficult thing to have to accept—” Robert Galbraith The Cuckoo's Calling (2012) I clearly make an embarassed mistake, I think the birthday of John Dickson Car is (30/10), so I finish the book really quick to chase the deadline. So, (30/11) is the real 110th  birthday of the Grandmaster of the locked room Mystery. John Dickson Carr. And to celebrate that, JJ from https://theinvisibleevent.wordpress.com/ , invite a Carr fans or mystery fiction fans in general to submit something Carr-related. And I as a novice reader of Carr legacy, think it seems like fun to join the festivity. as the beginning for me, I usually start a series chronologically like in Sherlock Holmes, Poirot, and Ellery Queen but I make my exception not to choose “Hag’s Nook”(1933) instead of prefer “The Case of The Constant Suicide”(1941). Though I just finished reading the day before (29/10) D-Day, because some  kind of busyness. In a train

The Hawk,Dove and Raven

“Dead men are heavier than broken hearts.”  Raymond Chandler ,  The Big Sleep Dalam rangka mengisi liburan seminggu karena lebaran , saya berencana untuk membaca kira-kira 3 buku atau lebih untuk diselesaikan dalam seminggu ini  rencananya semuanya novel Misteri kecuali mungkin Metamorphosis-nya Kafka yang sudah 50% . dari beberapa buku yang sementara dibaca,buku  pertama yang  selesai adalah buku dari Sidik Nugroho, Tewasnya Gagak Hitam. Seorang pengarang ditemukan tewas di sebuah kamar kost yang baru beberapa hari ditempatinya di Singkawang , tanpa barang-barang pribadi yang banyak, hanya barang Default dari kamar kos tersebut. Gantung diri adalah penyebab kematiannya dan bunuh diri itu yang diyakini oleh para penyidik , tapi tidak dengan Elang Bayu Angkasa , seorang  pelukis freelance yang penasaran mengenai berita ini di koran yang dibacanya di sebuah warung kopi dan tak habis pikir , kenapa harus seorang pengarang? Tapi kenapa tidak? Dari rasa penasaran nya itu akhirnya E

Chain of The Queen

“ Pure reasoning has it that when you have exhausted every possibility but one in a given equation that one, no matter how impossible, no matter how ridiculous it may seem in the postulation—must be the correct one” Ellery Queen , (The Roman Hat Mystery ,1929) Akhirnya bisa memuat posting-an Blog setelah waktu yang lama. Pengaruh malas pastinya. Tapi kali ini karena akhirnya bisa menulis sesuatu mengenai  mystery fiction,  harus menulis tentang konten yang layak. Dan yang  dimaksud dengan layak disini adalah novel pertama yang ditulis oleh dua saudara sepupu Frederic Dannay dan Manfred Lee atau yang lebih akrab dikenal dengan nom de plume sama seperti protagonist-nya Ellery Queen. Dengan novelnya The Roman Hat Mystery (1929) Saya akan sedikit mengikuti cara menulis blogger favorit saya untuk memisahkan antara penulis dan karakter, Ellery untuk Karakter dan Queen untuk Penulis. Di Indonesia sendiri, nama Ellery Queen mungkin sangat jarang didengar. Kalah terkenal diband