Langsung ke konten utama

Pair In Crime


"It is as well, mon ami, that we have no affairs of moment on hand. We can devote ourselves
wholly to the present investigation."
Hercule Poirot Investigates(1924)

Jika orang tahun 80 di Tanya mengenai siapa penulis misteri terbaik di Indonesia, pasti jawabannya akan mengerucut kedua nama besat yaitu V. Lestari dan S.Mara Gd. Diantara orang-orang jaman itu dimana keberadaan novel-novel begitu marak , kita sebut saja lupus karya hilman yang sedang hangat-hangatnya bahkan ada beberapa sumber yang bisa menyebut “wah novel lupus sama Mara Gd dulu pas keluar kayak beli gorengan orang-orang ngantrinya”.

Berbicara mengenai S Mara Gd , tidak akan pernah lepas dengan keberadaan novel-novel misterinya yang ringan (cozy mystery) . Dengan setingan keluarga –keluarga Indonesia dengan berbagai dilemma dan  masalah yang bisa berujung pada tindakan-tindakan criminal.

Waktu lalu saat sedang berada di perpustakaan sekolah , saya dipertemukan dengan salah satu buku dari S Mara Gd yang tak pernah saya ketahui sebelumnya. Karna yang saya tahu S Mara Gd ini hanya terkenal berkat cerita duo kosasi dan gozali . tapi tenyata selain membuat cerita petualangan  antara polisi yang menjadi ‘asisten’ detektif amatir gozali yang berformat full-leght novel , S Mara Gd juga merambah ke cerita pendek bukan dengan para pelakon yang sama, tapi dengan duo yang berbeda , Daud Hakim dan Trista dalam Kasus-kasus pelacakan Daud Hakim dan Trista.

Daud Hakim adalah seorang letnan polisi yang mempunyai pacar Trista yang adalah anak dari atasannya di kesatuan polisi(kurang klise apa coba). Selain sebagai anak dari polisi dan pacar dari seorang polisi juga , Trista mempunyai kegiatan yang tidak berkaitan dengan polisi yaitu sebagai korensponden majalah TREND .Trista dulunya tinggal di Jakarta , dan akhirnya kembali ke Surabaya untuk memenuhi tugasnya sebagai anak tunggal dan pacar tunggal(?).

Antologi ini tidak dimulai dengan bagaimana sampai kedua duo ini bergabung , tapi langsung bagaimana pasangan yang memiliki ‘kerinduan’ yang sama di bidang kriminalitas ini diperhadapkan dengan kasus-kasus, yang satu ingin mengungkap kasus dan yang lain ingin memuat kasus tersebut ke majalah . antologi berisi delapan belas kasus di mulai dengan kasus pertama tentang surat ancamanTiga lembar surat kaleng dimana para pembaca diperkenalkan dengan para  tokoh  utama dan bagaimana mereka menyelesaikan kasus ancaman tersebut dengan bekerja sama .tentu saja.

Dalam kumpulan cerita ini, S Mara Gd hampir selalu memulai dengan membuka seting keadan baik itu di sebuah rumah perusahaan atau  lingkungan hidup tertentu  misalnya dalam kasus Misteri matinya seekor kupu-kupu  yang mengambil seting di gang doly. S Mara Gd tidak begitu detil menjelaskan gang doly ini , tapi pengunaan kata yang sederhana bisa membuat pembaca yang belum pernah kesana bisa  mengambarkan keadaan lokasi walaupun terkesan sempit untuk lebih menekankan pada kasus itu sendiri.

Ada berbagai jenis kasus dalam buku ini. Ada pengancaman, penculikan bahkan sampai pembunuhan yang kejam. Dari delapan belas kasus yang disediakan bagian pertama ini, tidak banyak kasus yang betul-betul menarik perhatian jika dilihat dari sisi trick atau alibi yang dibuat para pelaku .  bahkan sayang ada beberapa kasus yang bahkan tidak bisa dikatakan Fair-play untuk ukuran certia misteri tapi bertitik berat pada aspek moral yang bisa menjadi motif sehingga si pembunuh yang tidak diduga bisa melakukan pembunuhan.

 Tapi ada satu kasus yang bisa dinikmati oleh mereka yang menyukai Fair-play Mystery dalam cerita sebagai hidangan utamanya. Kasus kedua yang menurut saya paling menonjol . misteri Mayat tanpa hidup. Kasus yang berseting lokasi di motel ini memiliki apa yang disebut kelayakan untuk kelas misteri yang bagus , ada trick tertentu , alibi cracking juga red-herring yang memadai, yang pada awalnya saya sempat berpikir mungkin ini lebih menarik jika ditambah dengan Kasus ruangan tertutup yang sama sekali bukan cup of tea nya S Mara Gd.

Ada juga kasus yang memiliki nuasa Queen-ish dalam misteri empat butir manga   yang memerlukan deduksi seperti Ellery Queen walau terlalu mudah untuk di ikuti .setidaknya mengunakan nalar untuk mengeliminasi kemungkinan . Namun ada beberpa kasus yang lebih menekankan pada usaha dari kedua tokoh  utama untuk melacak pelaku dan terkesan sedikit police procedural dan kuranya konten misteri didalamnya yang membuat pembaca tak diberi kesempatan untuk mencernah tapi menanti akhir dengan petunjuk yang hanya di ketahui oleh Daud Hakim .

Yang menarik di sini adalah berberapa tokoh yang mengunakan nama dan Marga manado. Saya sebagai orang manado seakan merasa lucu saat nama-nama marga itu muncul disini . ada  Oli Warouw , umbas dan Kaunang. Mungkin saja di Surabaya , S Mara Gd banyak bercenkrama dengan orang-orang manado disana. Atau S Mara Gd ini masih ada keturunan manado, di mana pendapat pertama lebih relevan karna S Mara Gd salah konsep dalam penamaan keluarga . karna marga Manado tidak akan berubah mengikuti marga dari suaminya(mungkin juga untuk membuat pembaca tidak terlalu bingun dengan begitu banyak nama marga dalam satu cerrtia).

Secara keselurahan, kasus-kasus di dalam antologi ini lumayanlah kalau dilihat dari segi seting karna bisa dengan jelas terpampang realita hidup disurabaya seperti pabrik dan juga gang doly dan beberapa lokasi yang terasa kesan Surabaya belum lagi gaya bicara para tokoh sedikit banyak membangun kesan tempat cerita . tapi untuk misterinya sendiri, seperti saya katakan tadi, hanya ada beberapa yang betul-betul bagus dan lainya merata dan bahkan kurang menarik. Jadi untuk mereka yang ingin tahu sejauh mana S Mara Gd , seorang penulis misteri paling terkenal di jamannya bahkan mungkin sekarang(karna belum banyak penulis yang betul-betul terkenal karna novel misteri belakangan ini) dalam membuat cerita pndek misteri mungkin antologi ini bisa membantu membuka gaya menulis dan bercertia S Mara Gd bagi pembaca.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suicidal Note to The Murderer

“They would have been twice as thorough as usual. Suicide is a difficult thing to have to accept—” Robert Galbraith The Cuckoo's Calling (2012) I clearly make an embarassed mistake, I think the birthday of John Dickson Car is (30/10), so I finish the book really quick to chase the deadline. So, (30/11) is the real 110th  birthday of the Grandmaster of the locked room Mystery. John Dickson Carr. And to celebrate that, JJ from https://theinvisibleevent.wordpress.com/ , invite a Carr fans or mystery fiction fans in general to submit something Carr-related. And I as a novice reader of Carr legacy, think it seems like fun to join the festivity. as the beginning for me, I usually start a series chronologically like in Sherlock Holmes, Poirot, and Ellery Queen but I make my exception not to choose “Hag’s Nook”(1933) instead of prefer “The Case of The Constant Suicide”(1941). Though I just finished reading the day before (29/10) D-Day, because some  kind of busyness. In a train

The Hawk,Dove and Raven

“Dead men are heavier than broken hearts.”  Raymond Chandler ,  The Big Sleep Dalam rangka mengisi liburan seminggu karena lebaran , saya berencana untuk membaca kira-kira 3 buku atau lebih untuk diselesaikan dalam seminggu ini  rencananya semuanya novel Misteri kecuali mungkin Metamorphosis-nya Kafka yang sudah 50% . dari beberapa buku yang sementara dibaca,buku  pertama yang  selesai adalah buku dari Sidik Nugroho, Tewasnya Gagak Hitam. Seorang pengarang ditemukan tewas di sebuah kamar kost yang baru beberapa hari ditempatinya di Singkawang , tanpa barang-barang pribadi yang banyak, hanya barang Default dari kamar kos tersebut. Gantung diri adalah penyebab kematiannya dan bunuh diri itu yang diyakini oleh para penyidik , tapi tidak dengan Elang Bayu Angkasa , seorang  pelukis freelance yang penasaran mengenai berita ini di koran yang dibacanya di sebuah warung kopi dan tak habis pikir , kenapa harus seorang pengarang? Tapi kenapa tidak? Dari rasa penasaran nya itu akhirnya E

Chain of The Queen

“ Pure reasoning has it that when you have exhausted every possibility but one in a given equation that one, no matter how impossible, no matter how ridiculous it may seem in the postulation—must be the correct one” Ellery Queen , (The Roman Hat Mystery ,1929) Akhirnya bisa memuat posting-an Blog setelah waktu yang lama. Pengaruh malas pastinya. Tapi kali ini karena akhirnya bisa menulis sesuatu mengenai  mystery fiction,  harus menulis tentang konten yang layak. Dan yang  dimaksud dengan layak disini adalah novel pertama yang ditulis oleh dua saudara sepupu Frederic Dannay dan Manfred Lee atau yang lebih akrab dikenal dengan nom de plume sama seperti protagonist-nya Ellery Queen. Dengan novelnya The Roman Hat Mystery (1929) Saya akan sedikit mengikuti cara menulis blogger favorit saya untuk memisahkan antara penulis dan karakter, Ellery untuk Karakter dan Queen untuk Penulis. Di Indonesia sendiri, nama Ellery Queen mungkin sangat jarang didengar. Kalah terkenal diband