Langsung ke konten utama

All about similarity

"To create something exceptional, your mindset must be
 relentlessly focused on the smallest detail."
Giogio Armani
saya baru tahu, mungkin karena kurangnya referensi, bahwa ternyata film "Children Of Man" adalah adaptasi dari novel P.D James,  kirain itu adalah dua judul yang sama dengan cerita yang berbeda tapi saat membaca paragraf pertama novelnya, ok... this is kinda familiar, or i'm just too idiot not to realize it. 

kali ini saya akan memposting cerita pendek yang saya tulis waktu sedang menunggu tugas dari siswa-siswi di kelas, dan di selesaikan di perpustakaan sekolah ... 

Perhatikan Detil
Oleh Glint Lintjewas

Detil . Harus memerhatikan detil. Semua pergerakan yang ku persiapkan ini harus berdasarkan pada evaluasi mendalam . semua tindakan yang ada harus dikalkulasi dengan tepat . ini bukan perkara mudah dan ini bukan masalah sepele. Ini sesuatu yang krusial karna berkaitan erat antara hidup dan mati.
 Tak pernah aku yang hanya seorang pria kecil lemah yang hidup dengan normal menurut standar sosial masyarakat urban jaman ini melakukan hal yang luar biasa sama sekali. Aku tak pernah meraih apa-apa yang begitu mengejutkan dalam hidup. Hidup berjalan sebagaimana dia berjalan . Namun tanpa kejutan . Hidup ini terlalu datar untuk diceritakan. Aku seorang pegawai perusahaan yang setiap harinya bangun pagi pukul 6 , sarapan normal , mengecup kening istriku dan pergi ke kantor, beralih dari satu dunia yang datar ke dunia datar lainnya hanya saja lebih menyebalkan. 
Semua berjalan begitu lancar dalam hidupku. Pendidikan terselesaikan dengan baik dan cepat tanpa perlu berlama-lama dibangku pendidikan yang membosankan itu. Setelah lulus dengan nilai yang membanggakan orang tuaku tapi tidak bagiku, ternyata pekerjaan mudah didapatkan tidak seperti mitos yang kudengar di tahun-tahun akhir kuliahku. Klasik penyebabnya kenalan ayahku yang membuat aku bisa langsung bekerja. Dan bukan hanya bekerja disalah satu perusahaan terkenal di Negara ini saja, tapi aku mendapat bonus istri.
 Sophy,  Anak dari bosku yang tertarik denganku katanya. Ya, perawakan ku yang tidak terlalu besar dan pendiam  menurutku menjadi akar penyebabnya . Mungkin itu yang membuat istriku tertarik, bukan sekedar itu tapi karna aku yang menjadi pengawai terbaik 6 bulan berturut-turut  dan menjadi anak kesayangan bos ku alias menantuku. Aku seakan bukan menikah dengan anaknya tapi menjadi aset ayah nya. Tapi aku tidak bisa menolak. Siapa yang mau menolak wanita cantik dan mapan seperti istriku. Tinggi berambut pendek sebahu dengan wajah manis yang selalu menarik dengan senyuman indah digaris wajahnya.
waktu kami memang diawali dengan indah . Semua kelihatan menyenangkan . Mempunyai istri yang cantik, kehidupan finansial yang meyakinkan dan terlebih lagi perhatian istriku yang begitu besar untuk ku. Bahkan dia belum berencana untuk memiliki anak dengan alasan agar perhatiannya hanya tertuju padaku. Semua berjalan dengan begitu lancar dan normal . Hidup yang  bahagia, sekali lagi menurut standar social manapun mulai kami rintis.
 Tinggal di sebuah perumahan di daerah pinggiran kota menjadi langkah awalnya. Perumahan.heeh… Kompleks manusia membosankan yang  memiliki dua persamaan besar, orang-orang yang tak saling  peduli yang tinggal dalam bentuk rumah yang sama. Rumah-rumah disini memang terlihat sama persis. Tapi tak mengapa begitulah ciri khas perumahan . Melompat dari ruang membosankan satu ke ruang membosankan lainya. Aku terbiasa untuk itu.bukan sesuatu yang menarik. Semua memang berjalan lancar sekaligus membosankan sampai Florena menempati rumah disebelah rumah kami.
 Entah apa yang membuat wanita ini spesial  . Terlalu banyak alasan untuk menjelaskan kenapa. Mungkin perjumpaan pertama  saat si wanita ini datang  menghantarkan makanan sebagai tanda perkenalan. Tatapan mata itu tak pernah  hilang dari ingatanku terlebih saat dia malu-malu berkenalan didepan pintu rumah . Aku yang selalu menganggap tak ada yang bisa membuat aku tercengang kini menganggap teori ini salah besar. Dia adalah wanita yang membuatku jatuh cinta sesederhana  itu
.  Aku tercengang oleh wanita ini. Kami bercakap – cakap tanpa batas. Berjam-jam kami bercerita walau itu pun tidak bisa membuatku tahu penyebab dia akhirnya pindah di samping rumah kami. Ada masalah besar yang menarik wanita elagan yang memang terlihat sangat tidak cocok dengan situasi kompleks ini. Ini bukan daerah dimana dia seharusnya berada. Dia seharusnya berkumpul dengan para wanita glamor di sebuah bar mewah , makan malam di restoran berbintang dengan hidangan prancis yang terlalu mahal untuk ukuranya sendiri, dan tinggal dengan konglomerat di kondominium mewah yang menghadap ke pantai. Itulah tempat idealnya menurutku. 
Waktu membuat kami akrab . aku tak pernah seakarab ini dengan makhluk yang disebut manusia sebelumnya. Dia membuat aku yakin dialah yang sebenarnya harus bersamaku . dialah sebenarnya yang membuatkan aku kopi di pagi hari , dialah yang sebenarnya menginggatkan ku untuk berhenti mengunakan tangan kiri untuk menyantap makanan. Dialah yang seharusnya dan dialah yang semestinya. 
Aku kasihan pada istriku tapi beginilah aku Dan kenyataan yang datang bersamaku . Akupun mengatur untuk sift sore di kantor dengan satu alasan sederhana. Supaya siangnya aku bisa menjalani hidupku yang sebagaimana seharusnya bersama Flor, bunga hidupku. Begitu ku mengodanya. Tapi itu tak pernah cukup , malamnya lagi aku kembali ke kehidupan yang sama lagi 
  Terang saja kami menjadi terlalu akrab untuk disebut tetangga. Semua yang kami lakukan terlalu intim untuk dianggap permainan belaka. Aku sadar ini salah tapi aku betul-betul sadar bahwa inilah yang aku inginkan dalam hidup. Bersama dengan wanita ini hingga maut merajam . dia telah memiliki hatiku sepenuhnya dan seutuhnya.
  Hingga akupun memutuskan untuk menikahinya . tapi Flor selalu menanyakan tentang istriku. Aku akan menceraikannya itu mudah hanya urusan kertas dan pena. Tapi dia meyakinkanku bahwa itu tidak pernah cukup. Alasanya masuk akal. Jika kami cerai maka aku harus mengatur harta gono – gini, memberikan tanggungan bulanan dan yang lebih menyedikan lagi hilanganya pekerjaan secara permanen. Hanya akan membuat semuanya menjadi lebih sulit. Tapi bagaiman kalau aku membunuhnya saja? Kan beres.
  Kami setuju dan aku mulai merancang rencana dengan detil setiap bagian rencana jahat ini terkalkulasi matang bahkan di atas kertas, tak bercela. Dan setelah mempertimbangkan segala kemungkinan yang bisa terjadi, inilah saatnya. Hari inilah dimana aku akan mengeksekusi istriku sendiri dengan kehidupan sesungguhnya yang menanti setelahnya. Ini sebagai pertanda untuk membuka hidup yang baru dengan membunuh bagian hidup yang lama. Bagian terpenting dari rencana ini harus terlaksana. 16 kali rencana ini gagal karna aku salah memperhitungkan waktu dimana pos satpam di kompleks kami kosong. 
Tapi setan itu berpihak pada sekarang. Pos satpam kosong tanpa penjaga. Itu yang menjadi petunjuk menjalankan misi ini. Ku lewati pos itu dengan santainya . Memutar ke jalan belakang agar tidak melewati pangkalan ojek kompleksku. ku ambil sarung tangan hitam yang selalu berada di dalam tasku 17 hari terakhir ini bersama topeng hitam dan kaos oblong tua berwarna hitam juga dan tak lupa pisau sebagai pemeran pembantu terbaik dalam lakon ini. Semua persiapan telah siap. 
Dengan perlahan-lahan aku melangkah ke pintu rumahku . Pintunya ku buka perlahan dengan kunci ditangan  tanpa suara. Langkahku pasti walaupun kegelapan mengelilingi, tapi ini rumahku aku tahu arah ke kamar bahkan dengan menutup mata. Dan gelap malam tak segelap menutup mata. Pintu kamar terbuka dan memang selalu begitu . seorang wanita tertidur pulas di kegelapan kamar . istriku . ah kasian sekali engkau terjebak dengan lelaki sepertiku. Tapi saat melihatnya lagi, aku seakan mengurungkan niatku. Tak bisa. 
Aku tak pernah membunuh sebelumnya. Tak mungkin aku akan membunuh wanita yang mencintaiku. Akupun terduduk berpikir sejenak. Keheningan malam menekanku begitu eratnya dan seakan bisikan gelap itu penuh keotak. Aku di persimpangan dan keputusan terberat dalam hidupku harus kuputusakan dalam hitungan detik. Baiklah ini sulit, aku tak bisa. Aku harus berbalik dan memasang lampu kamar. 
Tapi ingatan tentang flor mengubahku. Dengan cepat pisau ditangan tertusuk berulang-ulang ke istriku bahkan saking cepatnya dia tidak terjaga sedikitpun sebelum meninggal. Gila! aku membunuh seseorang dan itu istriku . Ternyata batas antara hidup dan mati setipis itu. Sepersekian detik maut menjemput hidup.
 Aku harus tetap tenang, bagian tersulit dari rencana telah dilaksanakan. Dan kebahagian besar sedang menanti diseberang pintu. Aku keluar dari kamar dan menghancurkan gagang pintu , melempar kaca depan dengan batu dan berlari cepat ke arah belakang. Berjalan perlahan dalam gelap malam, langkahku sengaja untuk membuat orang terbangun dari lelap mereka.
 Bangunlah kalian para orang bodoh. Olok-olokilah aku tanpaku peduli , Perhatikan aku , jadi saksi untuku. Saksi kemenanganku . lihatlah si pencuri palsu ini. Tapi jangan dengan seksama. Yang ku tujuh adalah tempat sampah terdekat di kompleks ini membuang semua yang bisa memberatkan situasi. Kaos tangan , topeng, pisau , termasuk kunci rumah flor yang ada padaku demi sebuah detil yang harus diutamakan . Aku tidak mau saat diperiksa oleh polisi nanti kunci ini tetap besarang di saku ku. Itu terlalu bodoh .
 Aku harus mencari seseorang yang akan bersama dengan ku saat mayat ditemukan. Bagaimana dengan Recky ojek langananku. Sebenarnya itu bagian dari rencanaku. Aku kembali memutar dalam kegelapan untuk bisa muncul kembali di dekat pangkalan ojek . tempat yang tadi tak kulewati. 
“selamat malam Rob, selalu tepat waktu untuk pulang rumah” kata Recky . jawaban yang selalu kuinginkan . 
“untuk istriku, kau tahu… hei Recky! kau ingat tentang video Smackdown yang aku janjikan untuk kau pinjam?” jawabku sedetil mungkin sesuai dengan rencana.
“ia.ia... video tentang The Rock saat dia bersatu dengan Mankind kan? Rock and Sock Connection?”jawab Recky girang
“temanku telah mengembalikannya , sekarang mau mengambilnya dirumahku?”tetap tenang.
“pastinya … ayo naik tuan penumpang” kata Recky dengan wajah  senang. Terlalu senang.
Motor diparkir di pinggir jalan depan rumahku. Aku berjalan perlahan kearah pintu diikuti Recky yang baru saja mematikan motornya. Inilah penentuannya . Aku mengambil kunci disaku dan memasukannya ke lubang kunci…
 Tidak berputar? Kenapa? Kuncinya salah ? coba lagi… Saat dicoba untuk ketiga kalinya , pintunyapun terbuka. tapi bukan aku yang membukanya. Pintu terbuka dari dalam dan istriku menatapku dengan senyuman. Senyum terngeri yang pernah mataku tatap. 
“Akhirnya kau pulang sayang. Aku takut sekali . Tau ngak di sebelah katanya terjadi perampokan. Aku terbangun karna bunyi kaca pecah . Kasian sekali tetangga baru kita sayang. Mereka bilang dia meninggal di tikam. aku takut sekali … itu bisa terjadi padaku loh…”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Suicidal Note to The Murderer

“They would have been twice as thorough as usual. Suicide is a difficult thing to have to accept—” Robert Galbraith The Cuckoo's Calling (2012) I clearly make an embarassed mistake, I think the birthday of John Dickson Car is (30/10), so I finish the book really quick to chase the deadline. So, (30/11) is the real 110th  birthday of the Grandmaster of the locked room Mystery. John Dickson Carr. And to celebrate that, JJ from https://theinvisibleevent.wordpress.com/ , invite a Carr fans or mystery fiction fans in general to submit something Carr-related. And I as a novice reader of Carr legacy, think it seems like fun to join the festivity. as the beginning for me, I usually start a series chronologically like in Sherlock Holmes, Poirot, and Ellery Queen but I make my exception not to choose “Hag’s Nook”(1933) instead of prefer “The Case of The Constant Suicide”(1941). Though I just finished reading the day before (29/10) D-Day, because some  kind of busyness. In a train

The Hawk,Dove and Raven

“Dead men are heavier than broken hearts.”  Raymond Chandler ,  The Big Sleep Dalam rangka mengisi liburan seminggu karena lebaran , saya berencana untuk membaca kira-kira 3 buku atau lebih untuk diselesaikan dalam seminggu ini  rencananya semuanya novel Misteri kecuali mungkin Metamorphosis-nya Kafka yang sudah 50% . dari beberapa buku yang sementara dibaca,buku  pertama yang  selesai adalah buku dari Sidik Nugroho, Tewasnya Gagak Hitam. Seorang pengarang ditemukan tewas di sebuah kamar kost yang baru beberapa hari ditempatinya di Singkawang , tanpa barang-barang pribadi yang banyak, hanya barang Default dari kamar kos tersebut. Gantung diri adalah penyebab kematiannya dan bunuh diri itu yang diyakini oleh para penyidik , tapi tidak dengan Elang Bayu Angkasa , seorang  pelukis freelance yang penasaran mengenai berita ini di koran yang dibacanya di sebuah warung kopi dan tak habis pikir , kenapa harus seorang pengarang? Tapi kenapa tidak? Dari rasa penasaran nya itu akhirnya E

Chain of The Queen

“ Pure reasoning has it that when you have exhausted every possibility but one in a given equation that one, no matter how impossible, no matter how ridiculous it may seem in the postulation—must be the correct one” Ellery Queen , (The Roman Hat Mystery ,1929) Akhirnya bisa memuat posting-an Blog setelah waktu yang lama. Pengaruh malas pastinya. Tapi kali ini karena akhirnya bisa menulis sesuatu mengenai  mystery fiction,  harus menulis tentang konten yang layak. Dan yang  dimaksud dengan layak disini adalah novel pertama yang ditulis oleh dua saudara sepupu Frederic Dannay dan Manfred Lee atau yang lebih akrab dikenal dengan nom de plume sama seperti protagonist-nya Ellery Queen. Dengan novelnya The Roman Hat Mystery (1929) Saya akan sedikit mengikuti cara menulis blogger favorit saya untuk memisahkan antara penulis dan karakter, Ellery untuk Karakter dan Queen untuk Penulis. Di Indonesia sendiri, nama Ellery Queen mungkin sangat jarang didengar. Kalah terkenal diband