“If you disperse energy in speech, it doesn't leave you too much over for action.”
Partners in Crime (1983)
Setelah memakan waktu seminggu untuk menyelesaikan membaca
buku kedua dari kasus-kasus pelacakan Daud Hakim dan Trista, walaupun sedikit
terhambat oleh beberapa kesibukan lainya, akhirnya saya akan menulis resensi
dari buku kedua dari koleksi kasus inspektur polisi Daud Hakim dan pacarnya
A.K.A anak dari atasan nya Trista.
Dibuku yang pertama, para pembaca dibawah bertualang dalam
dunia pelacakannya daud hakim yang dibantu oleh pacarnya , seorang contributor
majalah TREND yang pindah dari Jakarta ke Surabaya untuk bisa bersama dengan
orang tuanya dan secara tidak langsung bersama dengan pacarnya.
Sangat sulit bagai saya untuk tidak membandingkan buku yang
kedua ini dengan buku yang pertama. Karena jarak waktu saat membaca kedua buku ini cukup
dekat. Mungkin bila saya membaca buku ini disaat terbit untuk pertama kalinya,
(kedua buku ini dulunya terbit dalam 5 seri), maka perbandingan yang akan saya
lakukan mungkin juga berbeda. Tapi mari kita melihat dalam konteks dua buku
ini sebagai kesatuan dan secara terpisah.
Di buku yang kedua ini, masih tetap berkutat tentang
penyelidikan yang dilakukan seorang polisi muda baik itu kasus yang biasa saja,
maksudnya tanpa ada korban yang meninggal atau pun sampai ke kasus yang lebih
berat lagi yaitu pembunuhan berantai.
Di kasus awal Matinya seorang Pelajar, daud hakim diperhadapkan pada kematian
seorang siswa penjaga perpustakaan yang tiba-tiba menghilang dan kemudian
keesokan harinya di temukan tewas di sebuah selokan. Untuk kasus yang mengawali
buku ini, saya merasa cukup familiar dengan setting ceritanya karena saat
membaca cerita ini, saya bertepatan berada di perpustakaan sekolah dengan begitu, imajinasi konteks cerita begitu mudah. Walaupun inti misteri dari cerita ini
terlalu mudah dan kurang menggigit.
Dalam Misteri Matinya
Seorang Mitra, kasus ini di awali dengan penggambaran tentang dua orang
mitra yang bukan disatukan karena bisnis, tapi di satukan oleh nasib yang sama.
Membuat Tarida dan Okra bersatu untuk mendirikan usaha bersama, tapi itu
berakhir karena faktor yang sangat klasik yaitu kecemburuan . kecemburuan yang
membawa salah satu diantara meninggal . trik alibi waktu , dengan tersangka
utamanya memiliki alibi sempurna. Tapi sayangnya kisah ini bukan berakhir
dengan Alibi Crack-ing tapi mencari siapa sebenarnya yang bohong .
Sama halnya dengan beberapa kasus lainnya, ada beberapa
premise yang pada dasarnya bagus dengan mimic yang cukup untuk menjadi sebuah
setting cerita misteri yang mumpuni seperti pada jamuan yang terakhir bagaimana tidak ini mengingatkan kita pada
setting-an misteri zaman Golden age yang klasik. Hari Lotar yang adalah pimpinan
sebuah perusahaan meninggal karna racun sianida didepan ratusan koleganya yang
menjadi saksi mata dalam sebuah jamuan makan. Dengan premis yang lumayan
meyakinkan ,Closed –Circle dan Poisoning
Trick Murder, tapi sayangnya kurang
di segi trik yang digunakan . bahkan saya sempat mencoba memikirkan trik lain
yang setidaknya cukup membuat kasus ini menjadi highlight dari keseluruhan
buku, tapi sayangnya bukan saya penulisnya (mungkin akan saya buat dengan versi
saya sendiri , hahhaha).
Pembunuhan
dikamar 314, trik klasik dengan premise kembar sangat mudah namun cukup
menarik . Ada juga kasus Pembunuhan
gadis-gadis berambut panjang dengan
mendengar judulnya saja, kita bisa mengetahui bahwa ini merupakan sebuah kasus
pembunuhan berantai. Dua orang siswa berambut panjang , dibunuh dan diperkosa
dengan cara yang sama, kemudian mayatnya
dibuang ditempat yang berdekatan. Cerita
yang lumayan dari segi misteri dan penalaran yang harus digunakan untuk mencari
tahu pelakunya, walaupun masih terlalu
mudah namun cocok untuk setting cerita.
Dalam Matinya seorang
gay sekali lagi premise yang bagus
namun trik dan unsur Fair-Playnya
kurang. Seorang laki-laki yang diduga penyuka sesama jenis , meninggal dan diduga bunuh diri meloncat dari lantai 7.
Namun semua dugaan ini sirna setelah seorang saksi melihat bahwa korban tidak
berdiri sendiri sesaat sebelum jatuh . cerita ini sedikit banyak hanya berakhir
di cara menjebak pelaku .
Secara keseluruhan, di buku kedua ini jujur saja kurang di
segi misteri nya dibanding dengan buku yang pertama . namun S Mara Gd di buku kedua ini terlihat ingin
untuk pembaca nya lebih memperhatikan para karakter utama, baik interaksi antara Daud hakim dengan trista , dimana mereka berdua semakin ekstrim dalam
hal mencoba untuk melibatkan diri dalam bahaya tanpa memperhatikan resiko .
walaupun mungkin saja mereka dalam hal ini Daud Hakim mempergunakan wewenang nya
sebagai penegak hukum dan membawa backup dalam penangkapan , tapi dengan
berani nya dia berusaha melakukannya sendiri.
Yang menjadi pembeda antara buku yang pertama dan kedua ini,
kalau dibuku pertama, ceritanya bisa dibilang Cozy Mystery dimana keadaan yang nyaman berubah menjadi buruk saat pembunuhan atau
kasus criminal terjadi dan berubah menjadi bahagia kembali setelah kasusnya
terpecahkan misalnya Ngao Marsh , Dorothy L Sawyer atau pun Agatha Christie ,
untuk nama terakhir, S Mara Gd pernah menjadi penerjemahnya. Tapi tidak di
instalment kedua ini. Kelihatan S Mara Gd ingin mengeksplorasi perasaan pembaca
untuk turut prihatin saat Sleuthnya
dalam masalah . unsur Suspense dan Thriller di setiap akhir cerita semakin
di tingkatkan . hampir semua kasus berakhir dengan Daud Hakim ataupun Trista
dalam masalah yang sedikit banyak karna kemauan mereka sendiri.
Perbadingan atau bisa dikatakan perkembangan dari buku
pertama ke buku kedua ini , selalu dibuka dengan konteks para pe lakon dan
susunan pelaku dengan keadaan sosial masing-masing, sebuah awal yang cukup
mirip dengan pembukaan Columbo atau Furuhata Ninzaburou, tapi bukan merupakan Inverted Mystery. sayangnya perkembangan ini mengarah pada sisi
yang saya secara pribadi kurang sukai. Karna disini Police Procedural lebih
ditekankan dengan unsur Thriller dan Suspense di setiap akhir cerita dari
pada Whodunnit dan Fair-Play Mystery dengan trik dan alibi
yang mencengangkan para pecinta misteri nya
Buku kedua ini lumayan di segi setting cerita yang lumayan beragam , karakterisasi yang mulai ditingkatkan
namun bukan sebagi fokus utama , buku kedua yang cukup untuk para pengemar S
Mara Gd namun masih kurang mengigit di sisi misterinya secara keseluruhan.
Komentar
Posting Komentar